Lama Baca 3 Menit

Seniman Tiongkok Kenalkan Jiwa Jin Yong Lewat Pameran “A Path to Glory” di Jakarta

16 October 2025, 08:33 WIB

Seniman Tiongkok Kenalkan Jiwa Jin Yong Lewat Pameran “A Path to Glory” di Jakarta-Image-1
Suasana pameran seni Linda Gallery di PIK 2 Jakarta (Foto Antaranews)

Bolong.Id - Seniman asal Tiongkok Ren Zhe menghadirkan keindahan dan nilai-nilai sastra klasik dalam wujud seni patung di pameran kontemporer bertajuk “A Path To Glory”. Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan 100 tahun kelahiran Jin Yong, maestro sastra wuxia asal Hong Kong yang karyanya telah menjadi legenda lintas budaya dan generasi. 

Dilansir dari Antaranews, Pameran diselenggarakan oleh Linda Gallery dan berlangsung di Townhall IDD, PIK 2, Jakarta, mulai 3 Oktober hingga 19 Oktober 2025. Linda Ma, pemilik galeri, menjelaskan bahwa tema “A Path To Glory” bukan sekadar slogan melainkan ekspresi mendalam dari bagaimana seni patung dapat terjalin dengan narasi sastra. 

Dalam pameran ini, Ren Zhe memvisualisasikan tokoh-tokoh dari trilogi Pendekar Rajawali  “The Legend of the Condor Heroes”, “The Return of the Condor Heroes”, dan “The Heaven Sword and Dragon Saber” lewat patung monumental yang menampilkan kekuatan fisik sekaligus nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan spiritual. 

Tokoh seperti Guo Jing, Xiaolongnü, dan Zhang Wuji termanifestasi dalam bentuk yang tidak literal, melainkan interpretasi kontemporer yang mengundang refleksi tentang ambisi, kehormatan, dan kebajikan universal. 

Ren Zhe sendiri merupakan alumnus Akademi Seni Rupa Tsinghua, Beijing, dikenal karena kemampuannya menyinergikan estetika tradisional Tiongkok dengan pendekatan kontemporer global. Dalam karya-karyanya, ia menggunakan media modern namun tetap meresapi filosofi klasik seperti keberanian, kemurahan hati, dan kejujuran nilai-nilai inti dari pemikiran Konfusius.

Menurut Linda Ma, pameran ini memperkuat posisi Indonesia dalam peta seni kontemporer Asia. Karya Jin Yong tak lagi terbatas di ranah sastra dan budaya populer Tiongkok, melainkan dapat diresapi melalui bahasa visual tiga dimensi di Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia yang akrab dengan adaptasi Jin Yong lewat film, televisi, maupun komik, pameran ini membuka cara baru untuk “membaca ulang” kisah-kisah Wuxia melalui patung. 

Pameran ini dapat dikunjungi secara umum, dan menyediakan ruang dialog baru antara sastra klasik dan seni rupa kontemporer. 

Informasi Seputar Tiongkok